Friday, June 4, 2010

TIPS - Ring Pemberat Untuk Menambah Torsi

Bagi Trooper bermesin bensin, salah satu kelemahan yang dimiliki dibandingkan dengan yang bermesin diesel adalah kurangnya torsi. Torsi merupakan satu faktor penting yang ikut menentukan performa kendaraan saat harus melewati trek offroad untuk membantu kemampuan menanjak dari kendaraan tersebut. Bagi mesin diesel yang memiliki torsi besar, hal ini bisa dikatakan merupakan satu keunggulan dibandingkan mesin bensin. Bagaimana dengan mesin bensin? Adakah cara untuk meningkatkan torsi pada mesin bensin? Salah satu cara yang dapat digunakan untuk Trooper bensin yang menggunakan transmisi MSG5E dengan rasio perbandingan 4.30 : 1, adalah dengan mengganti transmisi bawaan asli mesin bensin tersebut dengan transmisi bawaan Trooper diesel versi 5 pintu dengan seri MSG5K-T, yang memiliki rasio 4.555 : 1 sehingga akan mendapatkan torsi yang lebih besar dibandingkan aslinya. Namun cara ini termasuk mahal karena harus membeli transmisi baru yang mungkin cukup sulit dicari di pasaran. Apakah ada solusi lain?


SOLUSI:
Salah satu rekan KTI, Irawan Adiwono, mencoba menerapkan praktek yang banyak dilakukan oleh mobil-mobil Jeep Wrangler di Amerika Serikat yang hanya bermodalkan mesin 2500 cc 4 silinder. Mereka menggunakan 'ring pemberat' atau yang lebih dikenal dengan Inertia Ring, untuk menambahkan berat sekitar 15-25% dari berat flywheel asli (berdasarkan referensi). Bentuk ring pemberat ini seperti cincin gepeng yang kemudian dibautkan ke flywheel asli bawaan mesin. Fungsi dari Inertia Ring ini adalah untuk memberikan tambahan torsi untuk mengurangi stalling pada putaran mesin (RPM) rendah.

Melihat konstruksi flywheel Trooper bensin, desain ring pemberat ini tidak bisa dibuat sama persis dengan mesin Jeep 2500 cc yang ada di Amerika Serikat, aka dengan modal coba-coba, Irawan menyesuaikan desain ring pemberat sesuai dengan flywheel Trooper bensin. Karena posisi penambahan berat flywheel tidak terdapat sisa ruang di bagian bibir terluar dari flywheel, yang mana posisi ini merupakan posisi yang paling ideal, maka beratnya ditambahkan sedikit lagi karena posisi yang memungkinkan adalah di bagian tengah dari flywheel. Dengan penambahan ring pemberat ini, maka berat asli flywheel yang 8 kg setelah ditambah ring pemberat menjadi sekitar 10,5 kg. Cara ini kurang cocok diaplikasikan pada Trooper yang bermesin diesel flywheel mesin diesel yang sudah jauh lebih berat dari mesin bensin.

MATERIAL DAN BIAYA:
Besi tambahan ditempel menggunakan sock dengan mengelas beberapa pen, dibubut dan kemudian dibalance ulang. Total biaya yang dihabiskan untuk modifikasi ini sekitar 1,25 juta rupiah dan menghabiskan waktu sekitar 2 hari.

HASIL:
Di jalan raya mendatar:
Akselerasi terasa sedikit melambat di putaran di bawah 2000 RPM. Selepas itu tidak ada perbedaan sama sekali dibandingkan saat tanpa ring pemberat. Tidak ada pengaruh pada top speed.

Di jalan raya menanjak:
Di jalan fly over Kranggan tol JORR yang cukup panjang dan cukup tinggi, kecepatan mobil dapat dipertahankan di 80 km/jam di gigi 5, mulai dari sebelum menanjak hingga di puncak jembatan. Sebelum menggunakan ring pemberat, untuk memperoleh hasil yang sama harus menggunakan gigi 4 dan jika dipaksakan dengan gigi 5 maka kecepatan akan berangsur berkurang hingga 60 km/jam saat mencapai puncak jembatan.
Di jalan menurun:
Di jalan menurun, engine break menjadi jauh lebih powerfull. Sedikit saja gas diangkat, mobil langsung terasa mengerem sendiri.

Di medan offroad WJAOR yang lalu:
Mobil lebih leluasa berberak di gigi 2 dan 3 dengan posisi transfer case di 4L.
Pindah dari gigi 1 ke 2 di putaran mesin 1500 RPM dapat berjalan dengan mulus tanpa mesin bergetar sekalipun, dibandingkan sebelum modifikasi dimana getaran sangat terasa saat melepas kopling untuk pindah ke gigi 2.
Saat melewati gundukan dan batu yang menonjol terasa sekali obil dapat melewatin dengan lebih mudah tanpa perlu menambah gas.
Di jalan menanjak mobil dapat bergerak jauh lebih pelan tanpa kehilangan tenaga untuk terus menanjak.
Di posisi 4L, engine braking pada gigi 1 dan 2 dirasakan peningkatan performanya. Sebelum modifikasi, engine braking dengan gigi 2 saat turunan tetap membuat mobil meluncur.
Saat melakukan winching dengan dibantu putaran roda di posisi gigi 1 dan 4L, dapat dilakukan dengan lebih mudah menggunakan putaran mesin yang rendah pada RPM konstan, sehingga tidak perlu menambah putaran mesin di RPM tinggi.

KEKURANGAN:
Tidak diketahui sampai batas mana laher crankshaft dan flywheel atau komponen lain terkait dapat bertahan, karena adanya beban tambahan sekitar 30%.

Sumber artikel dan foto: Irawan Adiwono, Milis, 06-2010

2 comments:

  1. untuk trooper bensin 1994 bila flywheel mengalami keausan apakah bisa di siasati dengan di balik posisi pemasangan nya. Trims

    ReplyDelete
  2. untuk trooper bensin 1994 bila flywheel mengalami keausan apakah bisa di siasati dengan di balik posisi pemasangan nya. Trims

    ReplyDelete