Sunday, January 23, 2011

Laporan Amrizal Oemarella dalam Peduli Merapi

Bencana erupsi Merapi mengundang begitu banyak perhatian masyarakat. Perhatian tersebut banyak berupa bantuan baik manusia (relawan), maupun barang (logistik), pemberitaan dan atau hanya sebagai tontonan belaka/rasa ingin tahu.

Komunitas Trooper Indonesia pada awalnya ingin membantu kesulitan warga pengungsi yang memiliki ternak karena mereka tidak diperbolehkan mencari pakan di lereng Gunung Merapi karena kondisi yang masih sangat berbahaya. Oleh sebab itu para warga masyarakat di sekitar Gunung Merapi sangat membutuhkan bantuan berupa pakan ternak baik berupa pakan hijauan maupun konsentrat, air bersih dan obat-obatan.


Kepedulian terhadap ternak akhirnya terbentuk dari ide para relawan yang telah melihat kondisi Merapi hingga erupsi di pertama kali pada tanggal 26 Oktober 2010 silam. Tim relawan mulai bergerak pada tanggal 27 Oktober 2010 dengan mengumpulkan data-data ternak di daerah rawan bencana Merapi. Pendataan diulai dari daerah Umbulharjo, Cangkringan. Dan pada tanggal 30 Oktober 2010 tim melakukan distribusi pakan ternak di daerah Umbulharjo, khususnya dusun Gondang, Balong, dan sekitarnya. Distribusi awal berupa hijauan dan konsentrat sejumlah 1 (satu) ton yang diperoleh dari bantuan para donatur.

Kondisi ternak pasca bencana

Setelah distribusi pertama ini dan melihat perkembangan gejolak erupsi yang ada, tim dan para pihak yang terkait yang berwenang terus melakukan koordinasi agar bantuan yang diberikan dapat bersifat merata atau tidak terfokus pada beberapa titik yang ada. Oleh sebab itu, tim kami berhasil melakukan koordinasi dengan Dinas Perhatian DI Yogyakarta, yang memiliki peran dalam penanganan ternak Lereng Merapi, Dinas Pertanian Sleman selaku dinas yang daerahnya terdampak langsung, dan tidak lupa koordinasi dengan BNPB juga dilakukan agar proses penanganan bencana sesuai dengan aturan yang ada. Dan juga pihak-pihak lainnya yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung, terus kita ajak untuk berkoordinasi agar penanganan tanggap bencana ini dapat berjalan secara komprehensif.

Tim KTI bergabung dengan beberapa gabungan elemen masyarakat baik dari akademisi kampus, baik mahasiswa dan dosen, tokoh-tokoh masyarakat, dan warga lereng Gunung Merapi. Untuk operasional di lapangan pihak dari mahasiswa terutama MAPALA (Mahasiswa Pencinta Alam) yang banyk mengambil peran. Pihak dari kampus yang bergabung dengan KTI yaitu dari mahasiswa INSTIPER, Fakultas Peternakan UGM, Fakultas Kedokteran Hewan UGM, dan Fakultas Geografi UGM.

Setelah koordinasi dilakukan, maka terdapat beberapa keluhan warga yang sedapat mungkin dibantu oleh Tim kami, yaitu mengenai masalah pakan ternak. Masalah yang ada pada saat itu adalah:
1. Sulitnya mencari pakan hijauan ternak.
2. Sulitnya mendapatkan air bersih karena sumber mata air yang tertutup material vulkanik.
3. Kondisi ternak yang stress.
4. Penjualan susu sapi yang terkendala karena kualitasnya yang berkurang.
5. Evakuasi ternak yang belum ada koordinasi yang cukup baik.


Kandang darurat
Dari permasalahan yang ada tersebut, kami bersyukur karena tim kami dapat memberikan bantuan yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi warga di sekitar Gunung Merapi.

Mengenai permasalahan penjualan susu sapi, bantuan yang kami berikan adalah dengan membantu menjualkan produk susu sapi yang setiap harinya dapat terkumpul sekitar kurang lebih 500 liter susu/kelompok ternak. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan penjualan dalam bentuk kemasan 0,5 liter yang diedarkan di jalan-jalan sebagai bentuk kepedulian masyarakat Yogyakarta kepada warga Gunung Merapi.

Setelah melihat kondisi Merapi yang semakin meningkat aktivitasnya hingga setelah erupsi besar pada tanggal 5 November 2010 lalu, maka evakuasi dilakukan setelah melihat daerah rawan bencana yang semaki meluas dan tidak terperhatikannya kondisi ternak. Evakuasi dilakukan bersama-sama dengan Dinas Pertanian Sleman yang digunakan sebagai tempat penampungan sementara.

Proses evakuasi hewan ternak menjadi sangat menentukan dengan adanya program Pemerintah yang akan membeli sapi para warga di Lereng Merapi. Oleh sebab itu hasil evakuasi dan identifikasi terhadap hewan ternak sangat diperlukan keakuratannya. Syukurlah tim kami berhasil melakukan beberapa kali evakuasi ternak dan berhasil mengamankan sekitar 150 ekor sapi piaraan warga sekitar lereng Merapi. Dan dari sebagian hasil evakuasi yang dilakukan tersebut, sebagian ada yang dijual dan sebagian lainnya tetap dipertahankan oleh para warga.

Melihat perkembangan Gunung Merapi setelah erupsi besar tersebut yang lambat laun mulai mereda, maka tahapan berikutnya adalah pemulihan, yaitu membantu distribusi pakan dan air bersih untuk ternak yang ada. Bantuan pakan yang mengalir semaksimal mungkin didistribusikan kepada para warga yang sangat membutuhkan. Hingga saat ini kebutuhan air bersih juga masih sangat diperlukan karena saluran air yang ada masih tertutup material vulkanis.

Selain kegiatan tersebut di atas, Tim KTI secara langsung juga melibatkan diri dalam kegiatan evakuasi korban erupsi merapi dengan bergabung dengan Tim SAR DI Yogyakarta, kegiatan Pemantauan dan EWS (Early Warning System) berbasis masyarakat dalam rangka antisipasi bahaya lahar hujan untuk sungai Code, sungai Gendol dan Opak, dengan bekerja sama dengan Sekretarian Bersama Pecinta Alam Yogyakarta (SEKBER PPA DIY).

Terima kasih kami ucapkan kepada para donatur yang telah membantu kerja Tim kami sehingga bantuan yang ada sangat dirasakan manfaatnya oleh warga sekitar Gunung Merapi, khususnya para peternak baik sapi perah, sapi potong, kambing, dan lain sebagainya. Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh pihak termasuk warga yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu persatu. Juga tidak lupa kami ucapkan kepada para relawan yang telah membantu tim ini sehingga dapat berjalan hingga saat ini. Semoga persaudaraan yang telah terjalin dapat dilanjutkan di masa-masa mendatang, Mapala Caravan Fakultas Peternakan UGM, Mapala GEGAMA Fakultas Geografi UGM, Mapala Kapakata INSTIPER, seluruh akademisi yang tidak dapat kami sebutkan semuanya. Dan kepada seluruh warga lereng Gunung Merapi yang ikut membantu proses tanggap darurat ini.

Amrizal Oemarella
KTI Yogyakarta
Jan-2011

No comments:

Post a Comment